Oleh: Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzak bin Abdulmuhsin al-Badr hafidhahullahu ta’ala
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas pemimpin para Rasul, Nabi kita Muhammad. Juga atas keluarganya dan seluruh para sahabatnya. Wa ba’du.
Termasuk sesuatu yang dimaklumi oleh seluruh manusia bahwa kata “jaminan” akan anda dapati di kalangan manusia mendapat perhatian yang sangat besar. Kata ini senantiasa mengiringi aktifitas jual beli dan perniagaan mereka. Barang dagangan yang memiliki jaminan akan mendapat tempat tersendiri dibanding barang-barang yang tidak memilikinya. Ini menunjukkan, betapa tingginya perhatian manusia terhadap sesuatu yang memiliki jaminan tertentu, melebihi sesuatu yang tidak demikian, dengan perbedaan-perbedaan yang besar dari sisi kebenaran jaminan tersebut. Oleh karena itu, perhatian manusia terhadap hal ini semakin besar lagi. jika pemilik jaminan adalah orang yang dikenal memiliki sifat jujur, tepat janji dan amanah, maka perkara-perkara yang dengannya jaminan itu akan didapatkan, akan menjadi perkara yang mudah, tidak menyusahkan dan memberatkan manusia.
Bagaimana jika pemilik jaminan itu adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang benar dan dibenarkan. Orang yang tidak bertutur kata dengan hawa nafsunya, melainkan ia adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya. Dan bagaimana juga jika yang dijaminkannya adalah surga, yang luasnya seluas langit dan bumi. Yang isinya adalah sesuatu yang tidak pernah ada satu matapun yang pernah melihatnya, tidak ada satu telinga pun yang pernah mendengarnya dan tidak pernah terlintas sedikitpun dalam hati manusia. Bagitu juga bagaimana jika perkara-perkara yang dengannya dapat diraih jaminan ini adalah perkara-perkara mudah, perbuatan-perbuatan ringan yang tidak membutuhkan kerja keras dan beban berat.
Maka, renungkanlah –semoga Allah menjagamu- satu hadis tentang jaminan yang agung ini. Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya, Ibnu Hibban dalam Shahihnya, al-Hakim dalam Mustadraknya dan yang lainnya, diterima dari Ubadah bin Shamith –Radhiyallahu ‘anhu- dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Jaminlah bagiku enam perkara, maka aku akan menjamin bagimu surga; jujurlah jika kalian berbicara, tunaikanlah jika kalian berjanji, laksanakanlah jika kalian diamanahi, jagalah kemaluan kalian, tundukkan pandangan kalian dan cegahlah tangan kalian.” (lihat as-silsilah as-shahihah, Syaikh al-Bani –rahimahullah. No 1470)
Sesungguhnya ia adalah jaminan dengan jaminan dan penunaian dan penunaian.
“Jaminlah bagiku enam perkara, maka aku akan menjamin bagimu surga”
Enam amal yang sangat mudah, enam perkara kebaikan yang sangat ringan. Orang yang memperbuatnya dalam hidupnya dan menjaganya hingga akhir hayatnya, maka surga terjamin baginya. Perjalan kepadanya adalah sesuatu yang pasti dan terjamin.
“Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat, masukilah syurga itu dengan aman, itulah hari kekekalan. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya.
(QS. Qaaf [50]: 31-35)
* Jujur dalam berkata
Seorang mukmin adalah orang yang jujur dan tidak mengenal kata dusta. Ia senantiasa menjaga kejujuran dalam hidupnya hingga hal itu mengantarkannya kepada surga. Dalam hadis, “Hendaknya kalian berlaku jujur, karena jujur mengantarkan pada perbuatan baik, dan perbuatan baik akan mengantarkan pada surga. Seseorang yang senantiasa jujur, bersungguh-sungguh memilih kejujuran, hingga Allah akan menetapkannya sebagai orang jujur.” (HR Muslim)
* Menunaikan janji dan komitmen terhadap akad
Ini adalah salah satu sifat orang-orang mukmin dan ciri orang-orang yang bertakwa. Mereka tidak mengenal ingkar dalam janji dan khianat dalam akad. Sifat menepati adalah sifat pokok dalam bangunan masyarakat islam, karena ia berhubungan dengan seluruh jenis pergaulan manusia. Seluruh bentuk interaksi manusia, hubungan-hubungan sosial dan jenis-jenis transaksi sangat ditentukan oleh sifat ini. Jika sifat ini hilang, hilang pulalah kepercayaan, hubungan manusia menjadi buruk dan saling curiga akan merebak.
* Melaksanakan amanah
Ia adalah diantara karakter positif terbesar, yang Allah memuji para pelakunya. Ia adalah diantara bentuk kesempurnaan iman seseorang dan kebaikan Islamnya. Dengan karakter amanah, maka agama, kehormatan, harta, jasad, jiwa, ilmu dan yang lainnya akan terjaga. Dalam hadis, “Seorang mukmin itu adalah orang yang manusia merasa aman dengannya atas harta dan jiwa mereka” (HR Ahmad). Jika amanah telah tersebar dalam masyarakat, maka jalinan antar mereka akan menjadi agung, pertaliannya akan menjadi kokoh serta kebaikan dan berkah akan meliputinya.
* Menjaga kemaluan
Maksudnya menjaga kemaluan dari perbuatan haram dan menjaganya agar tidak terjatuh pada kebatilan. “dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka milik; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-Mukminun [23]: 5-7). Menjaga kemualuan berarti menjaga keturunan dan nasab, mensucikan masyarakat dan menjaga keselamatan dari segala bahaya dan penyakit.
* Menundukkan pandangan
Maksudnya dari melihat yang diharamkan. Allah berfirman, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya…” (QS. An-Nur [24]: 30-31). Menundukkan pandangan memiliki faidah yang agung. Ia akan mewariskan pada seorang hamba kelezatan iman, cahaya hati, kekokohan kalbu, kesucian jiwa dan keshalehannya. Padanya terdapat pencegah dari prilaku mencari-cari yang diharamkan dan kerinduan terhadap kebatilan.
* Menahan kedua tangan
Maksudnya adalah dari menyakiti sesama, atau menyebabkannya tertimpa keburukan. Orang yang menyakiti hamba-hamba Allah akan mendapat murka Allah, mendapat murka manusia dan masyarakat akan menjauhinya. Perbuatan ini adalah wujud dari akhlak buruk dan etika yang rendah. Sebaliknya, jika seseorang menjaga tangannya dari menyakiti sesama, maka itu adalah bukti atas kecerdasan akhlaknya, kemuliaan etikanya dan kebaikan pergaulannya. Ia pun akan mendapatkan janji Allah yang sangat agung kerena hal itu. Apalagi jika seseorang itu akhlaknya semakin tinggi, etikanya semakin mulia. Tidak hanya tidak menyakiti sesama, hingga dengan akhlaknya itu ia justru menyingkirkan sesuatu yang membahayakan dari jalan yang dilalui orang-orang mukmin. Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya, dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seseorang melewati ranting pohon di jalan, kemudian ia berkata: “demi Allah sungguh aku akan menyingkirkan ini agar tidak menyakiti orang-orang muslim” kemudian ia dimasukkan ke dalam surga.” (HR Muslim)
Itulah beberapa pintu surga yang tinggi, menaranya sangat nampak dan jalannya sangat mudah. Hendaknya kita menggunakan kesempatan itu sebelum ia tiada. Hendaknya kita memperbanyak kebaikan untuk diri kita sebelum kita wafat. Semoga Allah membantu kita semua meraih tempat mulia itu, memberi petunjuk (taufik) pada setiap kebaikan. Shalawat dan salam atas Nabi kita Muhammad, para keluarganya dan seluruh para sahabatnya.
Abu Khaleed – Sumber :
http://www.al-badr.net/web/index.php?page=article&action=article&article=3
Senin, 15 Februari 2010
Karaktersitik Umat Nabi Muhammad
Dari Saudariku : Sally Sety
Sungguh sangat beruntung menjadi umat nabi Muhammad, karena mereka mulia dan dimuliakan Alloh SWT. Di akhirat kelak, umat nabi Muhammad berhak mendapatkan syafa’at (pertolongan) dari Alloh melalui perantara nabi. Bahkan umat nabi muhammad pantas dan dijanjikan Alloh untuk mampu menggapai kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.
Namun, tentunya fasilitas ini tidaklah mudah diperoleh bagi setiap orang yang hanya mengaku sebagai umat nabi Muhammad. Ada sejumlah kriteria yang harus dimiliki dan dijadikan komitmen bagi dirinya agar mendapat keuntungan seperti di atas.
Kriteria ini dapat dilihat dalam QS Al-Fath 29,” Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras (tegas) terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud”.
Berdasarkan ayat di atas, umat nabi Muhammad diterangkan dalam kata ma’ahu, yang secara kata bermakna bersama nabi. Kebersamaan ini tidak hanya dalam arti fisik dan ideologi seperti halnya para sahabat zaman dulu, tetapi juga kebersamaan iman, keyakinan dan perjuangan, yakni kita semua di zaman ini.
Kriteria umat nabi Muhamad berdasarkan ayat diatas adalah sebagai berikut:
Pertama, Tegas Kepada Orang Kafir
Sikap tegas terhadap orang kafir didasarkan kepada aturan dan akhlaq. Selama orang kafir tidak mengganggu keyakinan dan dakwah kita, maka kita harus bersikap baik. Namun jika sebaliknya, maka kewajiban untuk bertindak tegas kalau perlu sampai berperang. Di zaman nabi, ada sekelompok kaum yahudi yang bisa hidup berdampingan dengan kaum muslim di Medinah, karena mereka tidak mengganggu keyakinan orang islam. Bahkan nabi melindungi hak-hak mereka dalam bermasyarakat. Sebaliknya, saat nabi dirayu oleh orang kafir quraisy untuk berhenti berdakwah melalui pamannya, nabi menjawab dengan keras, “Seandainya matahari disimpan di tanganku, aku tidak akan pernah berhenti sampai memperoleh kemenangan dalam berdakwah”.
Kedua, Saling Mencintai dan Menghormati Sesama Muslim
Diantara sesama muslim tidak ada rasa dengki, iri, jasud dll., namun sebaliknya tercipta suasana saling menghormati seperti halnya sahabat muhajirin dan anshor (ukhuwah islamiyah). Kalau kita memahami keutamaan ukhuwah islamiyah, maka tidak akan ada seorang muslim yang bersikap baik, lemah lembut dan mengagung-agungkan orang kafir namun bersikap sebaliknya terhadap orang islam. Seperti tersirat dalam QS Al-Mujadilah 22, “ Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka,”
Ketiga, Ruku dan Sujud Mencari Karunia Alloh
Umat nabi muhammad yang sesungguhnya senantiasa melakukan sholat dan mencari karunia Alloh. Sholat merupakan simbol totalitas kepatuhan, pengabdian dan penghambaan dirinya kepada Alloh SWT. Dalam setiap napas kehidupan, tidak ada waktu yang tersisa dan sia-sia, selain diisi untuk mendapat karunia dan keridhoan Alloh.
Keempat, Ada Tanda Bekas Sujud di Muka
Karena sering bersujud kepada Alloh, pada diri umat Nabi Muhammad akan terlihat bekas di mukanya. Secara lebih jauh lagi, setiap amal sholeh yang dilakukannya tidak hanya berdampak secara fisik, namun juga dirasakan manfaatnya oleh dirinya, keluarga dan masyarakat sekitar dimana ia berada.
http://www.nasehatislam.com
Sungguh sangat beruntung menjadi umat nabi Muhammad, karena mereka mulia dan dimuliakan Alloh SWT. Di akhirat kelak, umat nabi Muhammad berhak mendapatkan syafa’at (pertolongan) dari Alloh melalui perantara nabi. Bahkan umat nabi muhammad pantas dan dijanjikan Alloh untuk mampu menggapai kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.
Namun, tentunya fasilitas ini tidaklah mudah diperoleh bagi setiap orang yang hanya mengaku sebagai umat nabi Muhammad. Ada sejumlah kriteria yang harus dimiliki dan dijadikan komitmen bagi dirinya agar mendapat keuntungan seperti di atas.
Kriteria ini dapat dilihat dalam QS Al-Fath 29,” Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras (tegas) terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud”.
Berdasarkan ayat di atas, umat nabi Muhammad diterangkan dalam kata ma’ahu, yang secara kata bermakna bersama nabi. Kebersamaan ini tidak hanya dalam arti fisik dan ideologi seperti halnya para sahabat zaman dulu, tetapi juga kebersamaan iman, keyakinan dan perjuangan, yakni kita semua di zaman ini.
Kriteria umat nabi Muhamad berdasarkan ayat diatas adalah sebagai berikut:
Pertama, Tegas Kepada Orang Kafir
Sikap tegas terhadap orang kafir didasarkan kepada aturan dan akhlaq. Selama orang kafir tidak mengganggu keyakinan dan dakwah kita, maka kita harus bersikap baik. Namun jika sebaliknya, maka kewajiban untuk bertindak tegas kalau perlu sampai berperang. Di zaman nabi, ada sekelompok kaum yahudi yang bisa hidup berdampingan dengan kaum muslim di Medinah, karena mereka tidak mengganggu keyakinan orang islam. Bahkan nabi melindungi hak-hak mereka dalam bermasyarakat. Sebaliknya, saat nabi dirayu oleh orang kafir quraisy untuk berhenti berdakwah melalui pamannya, nabi menjawab dengan keras, “Seandainya matahari disimpan di tanganku, aku tidak akan pernah berhenti sampai memperoleh kemenangan dalam berdakwah”.
Kedua, Saling Mencintai dan Menghormati Sesama Muslim
Diantara sesama muslim tidak ada rasa dengki, iri, jasud dll., namun sebaliknya tercipta suasana saling menghormati seperti halnya sahabat muhajirin dan anshor (ukhuwah islamiyah). Kalau kita memahami keutamaan ukhuwah islamiyah, maka tidak akan ada seorang muslim yang bersikap baik, lemah lembut dan mengagung-agungkan orang kafir namun bersikap sebaliknya terhadap orang islam. Seperti tersirat dalam QS Al-Mujadilah 22, “ Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka,”
Ketiga, Ruku dan Sujud Mencari Karunia Alloh
Umat nabi muhammad yang sesungguhnya senantiasa melakukan sholat dan mencari karunia Alloh. Sholat merupakan simbol totalitas kepatuhan, pengabdian dan penghambaan dirinya kepada Alloh SWT. Dalam setiap napas kehidupan, tidak ada waktu yang tersisa dan sia-sia, selain diisi untuk mendapat karunia dan keridhoan Alloh.
Keempat, Ada Tanda Bekas Sujud di Muka
Karena sering bersujud kepada Alloh, pada diri umat Nabi Muhammad akan terlihat bekas di mukanya. Secara lebih jauh lagi, setiap amal sholeh yang dilakukannya tidak hanya berdampak secara fisik, namun juga dirasakan manfaatnya oleh dirinya, keluarga dan masyarakat sekitar dimana ia berada.
http://www.nasehatislam.com
Penyakit yang Menimpa Perempuan Tidak Berjilbab
oleh saudaraku Abu Abror Ar Rizal
Rasulullah bersabda, "Para wanita yang berpakaian tetapi (pada hakikatnya) telanjang, lenggak-lengkok, kepala mereka seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk surga dan tiada mencium semerbak harumnya (HR. Abu Daud)
Rasulullah bersabda, "Tidak diterima sholat wanita dewasa kecuali yang memakai khimar (jilbab) (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, bn Majah)
Penelitian ilmiah kontemporer telah menemukan bahwasannya perempuan yang tidak berjilbab atau berpakaian tetapi ketat, atau transparan maka ia akan mengalami berbagai penyakit kanker ganas di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka, apa lagi gadis ataupun putri-putri yang mengenakan pakaian ketat-ketat. Majalah kedokteran Inggris melansir hasil penelitian ilmiah ini dengan mengutip beberapa fakta, diantaranya bahwasanya kanker ganas milanoma pada usia dini, dan semakin bertambah dan menyebar sampai di kaki. Dan sebab utama penyakit kanker ganas ini adalah pakaian ketat yang dikenakan oleh putri-putri di terik matahari, dalam waktu yang panjang setelah bertahun-tahun. dan kaos kaki nilon yang mereka kenakan tidak sedikitpun bermanfaat didalam menjaga kaki mereka dari kanker ganas. Dan sungguh Majalah kedokteran Inggris tersebut telah pun telah melakukan polling tentang penyakit milanoma ini, dan seolah keadaan mereka mirip dengan keadaan orang-orang pendurhaka (orang-orang kafir Arab) yang di da'wahi oleh Rasulullah.
Tentang hal ini Allah berfirman:
وإذ قالوا اللهم إن كان هذا هو الحق من عندك فأمطر علينا حجارة من السماء أو ائتنا بعذاب أليم (الأنفال: 32)
Dan ingatlah ketika mereka katakan: Ya Allah andai hal ini (Al-Qur'an) adalah benar dari sisimu maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih ( Q.S. Al-Anfaal:32)
Dan sungguh telah datang azab yang pedih ataupun yang lebih ringan dari hal itu, yaitu kanker ganas, dimana kanker itu adalah seganas-ganasnya kanker dari berbagai kanker. Dan penyakit ini merupakan akibat dari sengatan matahari yang mengandung ultraviolet dalam waktu yang panjang disekujur pakaian yang ketat, pakaian pantai (yang biasa dipakai orang-orang kafir ketika di pantai dan berjemur di sana) yang mereka kenakan. Dan penyakit ini terkadang mengenai seluruh tubuh dan dengan kadar yang berbeda-beda. Yang muncul pertama kali adalah seperti bulatan berwarna hitam agak lebar. Dan terkadang berupa bulatan kecil saja, kebanyakan di daerah kaki atau betis, dan terkadang di daerah sekitar mata; kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), dan menyerang darah, dan menetap di hati serta merusaknya.
Terkadang juga menetap di sekujur tubuh, diantaranya: tulang, dan bagian dalam dada dan perut karena adanya dua ginjal, sampai menyebabkan air kencing berwarna hitam karena rusaknya ginjal akibat serangan penyakit kanker ganas ini. Dan terkadang juga menyerang janin di dalam rahim ibu yang sedang mengandung. Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama, sebagaimana obat luka sebagai kesempatan untuk sembuh untuk semua jenis kanker (selain kanker ganas ini), dimana obat-obatan ini belum bisa mengobati kanker ganas ini.
Dari sini, kita mengetahui hikmah yang agung anatomi tubuh manusia di dalam perspektif Islam tentang perempuan-perempuan yang melanggar batas-batas syari'at. yaitu bahwa model pakaian perempuan yang benar adalah yang menutupi seluruh tubuhnya, tidak ketat, tidak transparan, kecuali wajah dan telapak tangan. Dan sungguh semakin jelaslah bahwa pakaian yang sederhana dan sopan adalah upaya preventif yang paling bagus agar tidak terkena "adzab dunia" seperti penyakit tersebut di atas, apalagi adzab akhirat yang jauh lebih dahsyat dan pedih. Kemudian, apakah setelah adanya kesaksian dari ilmu pengetahuan kontemporer ini -padahal sudah ada penegasan hukum syari'at yang bijak sejak 14 abad silam- kita akan tetap tidak berpakaian yang baik (jilbab), bahkan malah tetap bertabarruj???
( Sumber: Al-I'jaaz Al-Ilmiy fii Al-Islam wa Al-Sunnah Al-Nabawiyah,
Oleh :Muhammad Kamil Abd Al-Shomad )
Rasulullah bersabda, "Para wanita yang berpakaian tetapi (pada hakikatnya) telanjang, lenggak-lengkok, kepala mereka seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk surga dan tiada mencium semerbak harumnya (HR. Abu Daud)
Rasulullah bersabda, "Tidak diterima sholat wanita dewasa kecuali yang memakai khimar (jilbab) (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, bn Majah)
Penelitian ilmiah kontemporer telah menemukan bahwasannya perempuan yang tidak berjilbab atau berpakaian tetapi ketat, atau transparan maka ia akan mengalami berbagai penyakit kanker ganas di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka, apa lagi gadis ataupun putri-putri yang mengenakan pakaian ketat-ketat. Majalah kedokteran Inggris melansir hasil penelitian ilmiah ini dengan mengutip beberapa fakta, diantaranya bahwasanya kanker ganas milanoma pada usia dini, dan semakin bertambah dan menyebar sampai di kaki. Dan sebab utama penyakit kanker ganas ini adalah pakaian ketat yang dikenakan oleh putri-putri di terik matahari, dalam waktu yang panjang setelah bertahun-tahun. dan kaos kaki nilon yang mereka kenakan tidak sedikitpun bermanfaat didalam menjaga kaki mereka dari kanker ganas. Dan sungguh Majalah kedokteran Inggris tersebut telah pun telah melakukan polling tentang penyakit milanoma ini, dan seolah keadaan mereka mirip dengan keadaan orang-orang pendurhaka (orang-orang kafir Arab) yang di da'wahi oleh Rasulullah.
Tentang hal ini Allah berfirman:
وإذ قالوا اللهم إن كان هذا هو الحق من عندك فأمطر علينا حجارة من السماء أو ائتنا بعذاب أليم (الأنفال: 32)
Dan ingatlah ketika mereka katakan: Ya Allah andai hal ini (Al-Qur'an) adalah benar dari sisimu maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih ( Q.S. Al-Anfaal:32)
Dan sungguh telah datang azab yang pedih ataupun yang lebih ringan dari hal itu, yaitu kanker ganas, dimana kanker itu adalah seganas-ganasnya kanker dari berbagai kanker. Dan penyakit ini merupakan akibat dari sengatan matahari yang mengandung ultraviolet dalam waktu yang panjang disekujur pakaian yang ketat, pakaian pantai (yang biasa dipakai orang-orang kafir ketika di pantai dan berjemur di sana) yang mereka kenakan. Dan penyakit ini terkadang mengenai seluruh tubuh dan dengan kadar yang berbeda-beda. Yang muncul pertama kali adalah seperti bulatan berwarna hitam agak lebar. Dan terkadang berupa bulatan kecil saja, kebanyakan di daerah kaki atau betis, dan terkadang di daerah sekitar mata; kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), dan menyerang darah, dan menetap di hati serta merusaknya.
Terkadang juga menetap di sekujur tubuh, diantaranya: tulang, dan bagian dalam dada dan perut karena adanya dua ginjal, sampai menyebabkan air kencing berwarna hitam karena rusaknya ginjal akibat serangan penyakit kanker ganas ini. Dan terkadang juga menyerang janin di dalam rahim ibu yang sedang mengandung. Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama, sebagaimana obat luka sebagai kesempatan untuk sembuh untuk semua jenis kanker (selain kanker ganas ini), dimana obat-obatan ini belum bisa mengobati kanker ganas ini.
Dari sini, kita mengetahui hikmah yang agung anatomi tubuh manusia di dalam perspektif Islam tentang perempuan-perempuan yang melanggar batas-batas syari'at. yaitu bahwa model pakaian perempuan yang benar adalah yang menutupi seluruh tubuhnya, tidak ketat, tidak transparan, kecuali wajah dan telapak tangan. Dan sungguh semakin jelaslah bahwa pakaian yang sederhana dan sopan adalah upaya preventif yang paling bagus agar tidak terkena "adzab dunia" seperti penyakit tersebut di atas, apalagi adzab akhirat yang jauh lebih dahsyat dan pedih. Kemudian, apakah setelah adanya kesaksian dari ilmu pengetahuan kontemporer ini -padahal sudah ada penegasan hukum syari'at yang bijak sejak 14 abad silam- kita akan tetap tidak berpakaian yang baik (jilbab), bahkan malah tetap bertabarruj???
( Sumber: Al-I'jaaz Al-Ilmiy fii Al-Islam wa Al-Sunnah Al-Nabawiyah,
Oleh :Muhammad Kamil Abd Al-Shomad )
Langganan:
Postingan (Atom)