Jumat, 04 Desember 2009

Akhlak Islam

Oleh Saudarku :
Arif Munandar Riswanto

Salah satu tujuan diutusnya Rasulullah SAW ke muka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. ''Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kebaikan akhlak.'' (HR Ahmad).

Akhlak menjadi bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dari Islam. Bahkan, bisa dikatakan, substansi dari Islam adalah akhlak. Islam adalah agama akhlak, baik akhlak terhadap Pencipta, diri sendiri, sesama, alam semesta, waktu, maupun hewan.

Inilah yang telah dipraktikkan Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari. Ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW, Aisyah RA menjawab bahwa akhlak beliau adalah Alquran.

Dengan akhlak juga, Rasulullah SAW dinobatkan Allah SWT sebagai teladan (uswah) umat manusia. ''Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.'' (QS Al-Ahzab [33]: 21).

Tidak seperti pemimpin-pemimpin besar lainnya, pusaka yang ditinggalkan Rasulullah SAW bagi umat manusia bukan prasasti, barang-barang berharga, tugu, kastil, dan patung. Namun, yang ditinggalkan Rasulullah SAW adalah akhlak mulia.

Akhlak pula yang menjadi titik temu ajaran agama-agama. Semua agama pasti mengajarkan kejujuran, amanah, kebaikan, dan kebersihan. Akhlak inilah yang seharusnya menjadi mesiu kerja kolektif agama-agama untuk menyelesaikan problem-problem kemanusiaan modern.

Meskipun menjadi titik temu agama-agama, di dalam Islam ada yang disebut dengan akhlak Islam (al-akhlaq al-islami). Akhlak Islam adalah akhlak yang khas Islam dan memiliki warna Islam (shibghah Islamiyyah). Ia hanya ada di ajaran Islam.

Contoh akhlak Islam adalah makan dengan tangan kanan, membaca basmalah dan hamdalah, mengucapkan salam, mendoakan orang yang bersin, masuk ke kamar mandi dengan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan, masuk ke masjid dengan kaki kanan dan keluar dengan kaki kiri, berdoa ketika keluar rumah, dan sebagainya.

Di dalam Islam, akhlak bukan kumpulan teori filsafat yang sulit untuk dipahami dan diamalkan. Akhlak bukan pula untuk diwacanakan, tetapi untuk dipraktikkan. Barometer yang bisa dijadikan contoh pun telah ada, yaitu Rasulullah SAW.

Dalam status apa pun, seorang Muslim harus melaksanakan akhlak Islam dengan benar. Baik sebagai guru, murid, pedagang, orang tua, anak, pejabat, menteri, maupun presiden. Ia merupakan bukti kesempurnaan keberagamaan seorang Muslim. Karena, iman tanpa amal saleh (akhlak) tidak akan berarti apa-apa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

negeriads.com

Kegiatan Para Pecinta Qur'an & Sunnah