Jumat, 04 Desember 2009

Ayat2 Allah dlm Gempa di Padang

Oleh Saudaraku :
Zumarul Faalikin "Zumika" & Dani Rahman

Gempa di Padang trjd pd pkul 17.16 coba lihat [QS.AL-ISRA(17):16] kemudian gempa susulan trjd pd pkuL 17.38,lihat : [QS.AL-ISRA(17):38] gempa d jambi trjd pd pkul 8.52, lhat: [QS.AL-ANFAL(8):52] kita baca dan renungkan...semog kita termasuk org2 yg beriman....

[QS.AL-ISRA(17):16] dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya Berlaku terhadapnya Perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya

[QS.AL-ISRA(17):38] semua itu[855] kejahatannya Amat dibenci di sisi Tuhanmu.

[855] Maksudnya: semua larangan yang tersebut pada ayat-ayat: 22, 23, 26, 29, 31, 32, 33, 34, 36, dan 37 surat ini.

22. janganlah kamu adakan Tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah).
23. dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia[850].

[850] Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.

26. dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

29. dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya[852] karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.

[852] Maksudnya: jangan kamu terlalu kikir, dan jangan pula terlalu Pemurah.

31. dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.
32. dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.
33. dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar[853]. dan Barangsiapa dibunuh secara zalim, Maka Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan[854] kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.
34. dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.
36. dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
37. dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.
38. semua itu[855] kejahatannya Amat dibenci di sisi Tuhanmu.

[853] Maksudnya yang dibenarkan oleh syara' seperti qishash membunuh orang murtad, rajam dan sebagainya.
[854] Maksudnya: kekuasaan di sini ialah hal ahli waris yang terbunuh atau Penguasa untuk menuntut kisas atau menerima diat. qishaash ialah mengambil pembalasan yang sama. qishaash itu tidak dilakukan, bila yang membunuh mendapat kema'afan dari ahli waris yang terbunuh Yaitu dengan membayar diat (ganti rugi) yang wajar. pembayaran diat diminta dengan baik, umpamanya dengan tidak mendesak yang membunuh, dan yang membunuh hendaklah membayarnya dengan baik, umpamanya tidak menangguh-nangguhkannya. bila ahli waris si korban sesudah Tuhan menjelaskan hukum-hukum ini, membunuh yang bukan si pembunuh, atau membunuh si pembunuh setelah menerima diat, Maka terhadapnya di dunia diambil qishaash dan di akhirat Dia mendapat siksa yang pedih. diat ialah pembayaran sejumlah harta karena sesuatu tindak pidana terhadap sesuatu jiwa atau anggota badan.
[855] Maksudnya: semua larangan yang tersebut pada ayat-ayat: 22, 23, 26, 29, 31, 32, 33, 34, 36, dan 37 surat ini.

[QS.AL-ANFAL(8):52(keadaan
mereka) serupa dengan Keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. mereka mengingkari ayat-ayat Allah, Maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Amat keras siksaan-Nya.

Maha Besar Allah dgn segala Firman2Nya

----------------------------------------------------------------------------------------------

"Hindari penafsiran asal dan ambil hikmahnya saja"

Gempa di Padang jam 17.16, gempa susulan 17.58, esoknya gempa di Jambi jam 8.52.

17.16 (QS. Al Israa’ ayat 16):
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”

17.58 (QS. Al Israa’ ayat 58):
“Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”

8.52 (QS. Al Anfaal: 52):
“(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.


Menyangkut pautkan suatu peristiwa dengan isi kandungan Al Qur'an haruslah dilakukan dengan bijak dan cerdas. Menurut saya pribadi, Al Qur'an tidak mengenal numerologi, ilmu penafsiran angka-angka. Numerologi adalah ilmu ciptaan manusia, sementara Al Qur'an adalah wahyu Ilahi. Manusia adalah makhluk dan Ilahi adalah khalik. Yang saya takutkan adalah jangan sampai tanpa kita sadari, dan asyik mengotak-atik dan menghubung-hubungkan angka membawa kita ke jurang menyamakan Allah dengan ilmu manusia.

Namun demikian, tidak berarti bahwa kita tidak boleh memaknai suatu peristiwa dengan memakai panduan “tanda-tanda” atau ayat-ayat Allah berupa waktu dan angka. Maknailah dengan bijak dan cerdas. Tafsirkanlah dengan benar, dan tanyakan kepada para ulama dan cerdik pandai dalam hal agama mengenai penafsiran yang benar. Penafsiran yang dilakukan secara personal – dan tanpa dasar yang kuat – dan kemudian diumumkan, bisa jadi menggoyahkan Ukhuwah.

Contoh persinggungan waktu dan surat Al Qur'an di atas sepertinya cocok dengan keadaan yang terjadi. Namun, jika itu langsung ditafsirkan begitu saja, apakah saudara kita di Padang sana tidak tersinggung, bahwa sepertinya mereka adalah kaum yang durhaka semua penduduknya? Haruskah kita tambah penderitaan mereka dengan suatu informasi yang menusuk hati mereka? Di manakah letak ukhuwah di antara kita?

Jika kita bermaksud memaknai suatu persitiwa, sejatinya kita pahami dulu apakah informasi yang kita dapatkan adalah benar.

Satu contoh

Gempa susulan Padang – menurut informasi yang berseliwer di facebook – terjadi jam 5:58pm atau 17:58. Kemudian dinukillah ayat Allah surat 17:58, dengan terjemahan seperti di atas. Namun apakah informasi itu betul?

Saya coba cek di web site USGS (US Geological Survey) yang mencatat gempa yang terjadi di seluruh dunia, dan menjadi acuan seismolog. Ternyata gempa susulan padang terjadi bukan jam 5:58pm tetapi jam 5:38pm – atau 17:38 (http://earthquake.usgs.gov/eqcenter/recenteqsww/Quakes/us2009meb4.php)

Dengan demikian surat yang cocok harusnya Surat 17:38, yang berbunyi: Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Tuhanmu.

Contoh kedua adalah kenapa juga gempa susulan Jambi yang menurut USGS terjadi jam 9:20 (http://earthquake.usgs.gov/eqcenter/recenteqsww/Quakes/us2009mfaj.php) tidak ditafsirkan.

Jika dinukil, Surat 9:20 berbunyi: Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.

Teman- teman,

Apakah itu tidak terasa agak dekat dengan sebuah penipuan atau penyesatan? Apakah dengan demikian jika itu terjadi kita sebagai manusia memaknai suatu peristiwa sekehendak hati saja, apa yang cocok dikemukakan dan tidak cocok dengan kondisi disimpan? Itukah hikmah yang ingin diperlihatkan? Bukankah itu artinya kita seperti yang dikemukakan Al Qur'an:

Surat 2.174: Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan menyucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih.”

Kawan-kawan,

Al Qur'an adalah panduan hidup kita. Semua ayat Al Qur'an adalah Wahyu Ilahi. Kenapa kita memunculkan satu ayat, sementara ayat yang lain tidak.

Selain Surat 17:58 yang cocok dengan waktu terjadinya gempa, kenapa kita tidak nukil Surat 17:54 yang isinya lebih cocok sebagai suatu ajakan: “Tuhanmu lebih mengetahui tentang kamu. Dia akan memberi rahmat kepadamu jika Dia menghendaki dan Dia akan mengazabmu, jika Dia menghendaki. Dan Kami tidaklah mengutusmu untuk menjadi penjaga bagi mereka”.

Selain Surat 8.52 yang cocok dengan waktu gempa lainnya, kenapa kita tidak ajak untuk memahami ayat 50 dan 51 – nya:

“Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): “Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri).

Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya,..”

Demikian pula dengan adanya suatu video sebuah mata di angkasa. Ada yang menyebut itu kejadian sebelum gempa Tasikmalaya, ada juga kejadian sebelum gempa Ciamis. Jika kita cari di Youtube, akan terdengar bahwa adzan yang disampaikan bukan khas lafal orang Indonesia, sepertinya ada di daerah Eropa atau kawasan muslim Rusia. Artinya, itu kan bukan di Ciamis atau Tasik.

Jika itu pun benar, memang kita bisa mengambil maknanya dan mengucap Subhanallah. Namun mohon hati-hati jangan sampai kita mengucapkan kata-kata – “eh, kayak mata Tuhan”, atau “Tuhan sedang melihat”. Berhati-hatilah dengan sesuatu yang dilarangNya, menyamakan Allah bermata seperti manusia. Karena Allah adalah khalik dan manusia adalah makhluk. Boleh jadi itu tipu daya syaitan – baik menanamkan kesan di kepala manusia ataupun melewati manusia yang melakukan suatu tambahan di dalam video itu. Wallahu alam.

Hati-hatilah, segala daya syaitan sedang berjalan dalam menyesatkan aqidah umat, dimulai dari aqidah dasarnya seperti tercantum dalam Surat 6:103 “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui”. Dan ajaran pertama yang kita dapat adalah sifat Allah, salah satunya adalah Mukhalafatu lil hawaditsi “berbeda dari makhluknya”.

Wallahu Alam

Penulis:

Okie Indonesia Metaphysician

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

negeriads.com

Kegiatan Para Pecinta Qur'an & Sunnah